Insomnia (kesulitan tidur) adalah salah satu gangguan tidur dimana penderitanya memiliki kualitas tidur yang sangat buruk karena memiliki kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan tidur dalam jam normal. Penderita insomnia tak jarang juga mengalami beberapa gangguan fungsional saat bangun tidur.
Insomnia dapat dialami oleh siapa saja, baik tua maupun muda, namun, semakin lanjut umur seseorang biasanya juga akan semakin rentan terhadap insomnia. Insomnia sendiri sebenarnya bukanlah sebuah penyakit, namun kemunculannya harus tatap kita atasi karena dapat memicu terjadinya gangguan psikis dan biologis lain seperti gangguan memori, gangguan emosi, depresi, gangguan kecemasan dan paranoid, halusinasi, hingga peningkatan resiko serangan jantung.
Jenis-jenis Insomnia
Secara garis besar, insomnia diklasifikasikan menjadi tiga jenis tergantung gejala medis atau psikologis yang dialami serta tergantung dari kurun waktu seseorang menderita insomnia.
- Insomnia Temporer (Transient Insomnia). Insomnia jenis ini biasanya hanya berlangsung singkat, yaitu kurang dari satu minggu. Insomnia temporer biasanya terjadi karena pengaruh lingkungan atau stres.
- Insomnia Akut (Acute Insomnia). Biasanya penderitanya mengalami gangguan tidur selama kurang lebih satu bulan. Insomnia akut ditandai dengan penderitanya yang tetap mengalami masalah dengan memulai tidur atau mempertahankan tidur meskipun dengan kondisi yang memungkinkan.
- Insomnia Kronis (Chronic Insomnia). Adalah insomia yang berlangsung lebih dari satu bulan. Orang dengan gangguan insomnia kronis biasanya mengalami masalah halusinasi yang parah seperti melihat benda seolah-olah bergerak secara slow motion dan masalah penglihatan ganda (double vision), yaitu persepsi penglihatan dimana benda tunggal seolah-olah terlihat ganda.
Penyebab Insomnia
Insomnia dapat terjadi karena disebabkan karena beberapa faktor, baik karena faktor biologis, medis, psikologis, maupun kerena faktor lingkungan.
1. Faktor Medis dan Biologis
- Faktor usia. Penelitian menunjukkan bahwa sesorang yang sudah berusia lanjut lebih beresiko mengalami insomnia daripada yang masih muda.
- Hormon yang diproduksi pada wanita hamil dan menstruasi.
- Masalah dengan jet lag (mabuk udara).
- Kerusakan otak seperti stroke atau alzheimer.
- Faktor genetik (bawaan lahir), meskipun sangat jarang terjadi.
- Efek samping penggunaan obat, soda, narkoba, alkohol, atau kafein.
2. Faktor Psikologis
- Faktor gangguan mental seperti skizofrenia, gangguan kecemasan (anxiety disorder), atau gangguan kepribadian bipolar.
- Beban pikiran yang terlalu banyak.
- Faktor psikis seperti ketakutan, paranoid, stress, depresi, kecemasan, serta tekanan mental dan emosional.
- Ketakutan akibat gangguan pada fase tidur REM (Rapid Eye Movement) seperti mimpi buruk, tindihan (sleep paralysis), atau berjalan saat tidur (sleepwalking).
3. Faktor Dari Luar
- Jam kerja yang berubah-ubah atau tidak teratur. Sehingga tubuh akan sulit menyesuaikan diri.
- Kelelahan fisik.
- Bekerja pada malam hari.
- Lingkungan yang tidak mendukung untuk tidur.
- Pola tidur yang tidak teratur.
Tips Mengatasi Insomnia
- Usahakan tidur dengan jam yang teratur setiap hari.
- Selama proses penyembuhan insomnia, usahakan untuk menghindari tidur siang agar bisa mendapatkan tidur yang berkualitas di malam hari.
- Hindari makanan dan minuman yang berkafein dan bersoda sebelum tidur.
- Gunakan tempat tidur hanya untuk tidur. Hindari membaca, menggunakan gadget, atau menonton tv di atas tempat tidur.
- Sering-sering bermeditasi.
- Dengarkan Brainwave. Beberapa brainwave didesain untuk mengkondisikan pikiran pada fase theta dimana tubuh dan pikiran terasa sangat rileks.